Rabu, 11 Maret 2009

Membumikan aksara, memperluas tsaqofah islamiyah


Siang itu, Jum'at 5 Desember 2008 suasana auditorium Fakultas Ilmu Budaya yang terletak di lantai dua terasa agak berbeda dari biasanya. Terlihat sisi dalam auditorium yang telah disulap menjadi panggung cantik bernuansakan padang pasir ala Timur Tengah. Menurut beberapa teman FIB, siang itu bakal digelar sebuah talk show jurnalistik bertajuk : Dakwah Dengan Pena, yang dihadiri sejumlah penulis dan pakar di bidang jurnalistik. Diantaranya tampil sebagai pembicara adalah Shinta Yudisia yang selain kita kenal sebagai penulis best-seller lewat karyanya “ Lafadz-lafadz Cinta” juga memangku jabatan sebagai ketua FLP Jawa Timur. Lalu Asril. N. A selaku ketua FLP Ranting Universitas Airlangga. Tak ketinggalan hadir sebagai pemateri adalah Abimardha. K, penyair FIB yang telah menelorkan karyanya lewat antologi puisi bersama, dan Majdi yang mantan ketua UKMKI Unair.
Acara yang terselenggara berkat kerja solid teman-teman SKI Fakultas Ilmu Budaya tersebut, Alhamdulillah mampu menyedot banyak audiens. Acara dibuka dengan pembacaan kalam Ilahi oleh Fathul Abas yang juga anggota CSS Mora- Unair, lalu dilanjutkan dengan teatrikal puisi oleh Ucil, mahasiswa Sastra Indonesia yang juga pengurus FLP Unair. Menginjak inti acara yakni diskusi bersama, Shinta menekankan bahwa kewajiban berdakwah bagi seorang muslim seperti kita tidaklah harus selalu dilakukan dengan aksi-aksi. Cara lain yang lebih mengena adalah dakwah dengan pena ( menulis.red). Melalui tulisan, misi dan buah pikiran kita akan tersebar luas ke berbagai kalangan di seluruh penjuru dunia. Dan terkadang, orang justru bisa lebih mudah diajak menuju kepada kebaikan ketika disodori wacana dalam bentuk tulisan, ketimbang diberi ceramah yang berapi-api.
Salah satu bukti nyata keampuhan dakwah dengan pena, seperti diungkapkan Majdi, adalah saat BEM di seluruh universitas di Indonesia menggelar aksi tolak kenaikan harga BBM, BEM Unair tampil berbeda dengan membuat tuntutan secara tertulis. Cara yang lebih santun tersebut nyatanya justru mendapat tanggapan dari Presiden RI, dibanding pihak-pihak lain yang melakukan aksi.
Agaknya, selain sebagai penyalur kreativitas dan hobi, menulis memang mutlak harus kita mulai sejak saat ini. Karena seperti diungkapkan Mbak Shinta, kita sebagai mahasiswa adalah juga khalifah Allah yang mempunyai tugas untuk mengajak orang menuju kepada kebaikan. ( Obit )

0 komentar: