Kamis, 01 September 2016

1. Tak ada yang sempurna dalam hidup ini. Kunci utama untuk menjalani hidup yang penuh tantangan ini adalah rasa syukur terhadap apa yang tuhan berikan kepada kita. Tidak mudah mengeluh di setiap keadaan yang tuhan berikan kepada kita. Sebagai Mahasiswa Unair, yang berlandaskan excellent with morality, kami dituntut selalu peduli dan bekarya untuk masyarakat. Rasa syukur menjadi kunci kami dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Kami harus senantiasa tidak melupakan identitas kami, bukan sekedar mahasiswa tapi sebagai Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pancasila.

Banyak pelajaran yang kami dapatkan dari seorang tukang becak bernama Pak Sodiq, beliau berasal dari Jember. Beliau meninggalkan keluarganya untuk mencari nafkah di kota paglawan tercinta. Sejak tahun 1968 sampai sekarang beliau masih bertahan di kota ini. Beliau menuturkan bahwa tidak mudah untuk hidup di kota besar seperti Surabaya. Beliau hanya berpesan bahwa syukur merupakan kunci utama dalam hidup ini. Buktinya anak-anak beliau sudah menjadi orang-orang yang sukses padahal bapaknya hanya seorang tukang becak biasa. Selain rasa syukur selalu menyerahkan semua urusan kepada Allah dan tentunya setelah berusaha.
Sebagai mahasiswa, tentunya banyak pelajaran yang bisa kami ambil, diantaranya tidak pantang menyerah dalam menjalani semua rintangan kehidupan ini. Tidak mudah meremehkan orang sekitar walaupun mereka kelihatanya dibawah kita. Bisa jadi orang tersebut lebih tinggi kedudukanya di 
hadapan Allah.

Harapan kami sebagai mahasiswa dan tentunya Masyarakat Indonesia, semoga pemerintah dapat memahami kondisi rakyat sebenarnya, dan lebih peduli kepada rakyat Indonesia. Siapa lagi yang peduli terhadap Indonesia tercinta kalau bukan kita. Akhir kata marilah kita berdo'a untuk kesejahteraan dan keamanan negara tercinta   harga mati.

Ahmad Rizal Arrosyad
Pendidikan dokter gigi 2016



2. "Alhamdulillah lolos PBSB"

Rasa syukur tak henti-hentinya kupanjatkan kepada Allah S.W.T setelah mendapat kabar dari teman-teman dan salah seorang guruku bahwa aku lolos seleksi PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi) di Universitas Airlangga jurusan Pendidikan Dokter Gigi. Sesuatu yang sangat sulit dipercaya mengingat banyak santri-santri berprestasi se- Indonesia yang mengikuti seleksi ini. Serasa mimpi. Namun, setelah aku melihat pengumuman di website, ternyata hal ini 'nyata'. Aku sangat bersyukur karena dapat membanggakan orang tua dan guru-guru serta membawa nama baik pondok pesantren. Alhamdulillah...

Suatu sore, di sudut kota Surabaya..
Seorang bapak paruh baya duduk di becaknya. Namanya Pak Slamet. Beliau berasal dari sebuah kota kecil di jawa timur, Nganjuk. Telah 20 tahun merantau di ibu kota menjadi seorang tukang becak, meninggalkan istri dan dua orang anaknya di Nganjuk. Anak sulungnya sudah bekerja di bidang desain di sebuah perusahaan kecil di Surabaya. Anak keduanya bekerja di Nganjuk, Telah 20 tahun merantau di ibu kota menjadi seorang tukang becak, meninggalkan istri dan dua orang anaknya di Nganjuk. Anak sulungnya sudah bekerja di bidang desain di sebuah perusahaan kecil di Surabaya. Anak keduanya bekerja di Nganjuk, menemani ibu dan adiknya yang sedang duduk di bangku kelas tiga sebuah SMK swasta di Nganjuk. Bapak itu bercerita kepadaku "Anak bungsu saya baru naik kelas tiga SMK dan harus membayar daftar ulang Rp. 2.000.000" seperti yang kita tahu bahwa penghasilan seorang tukang becak tidak menentu, bapak itu melanjutkan ceritanya "kerja setahun juga gak cukup, Mbak" lalu bagaimana, Pak? "Untung ada saudara-saudara yang kelebihan rezeki dan mau meminjami. Sudah ada yang mengatur rezeki kok, Mbak"
Kita, yang InsyaAllah diberi kecukupan oleh Allah, kadang masih khawatir akan  "besok makan apa ya?" Padahal, jika kita mau terus berusaha dan menyerahkan semua kepada yang mengatur alam semesta ini, You'll find your way.

Orangtua kita yang sudah tidak harus berpanas-panasan dibawah terik matahari dan mengayuh pedal becak, mengapa kita tidak bersyukur dan malah bermalas-malasan?
Jangan selalu melihat keatas, karena kita tidak akan tahu bahwa di depan kita ada batu.

Fitri Mar'atus Sholihah

Pendidikan dokter gigi 2016

3. Alhamdulillah rasa syukur yang sebesar besarnya saya panjatkan kepada allah SWT yang maha besar. Dengan kehendaknya dan  kekuasaannya hingga saya bisa diterima di kampus excellent with morality Universitas Airlangga.

Saya sangat kagum kepada bapak Shadiqin (seorang tukang becak), dengan kegigihan dan usaha beliau lakukan sudah sejak tahun 1968 beliau telah merantau dari Jember ke Surabaya dan berprofesi sebagai tukang becak, meskipun uang yang beliau dapatkan tidak pasti hasilnya tiap harinya bahkan kalau untuk makan sehari tiga kali pun kadang kadang tidak cukup,tapi dengan kesabaran dan keyakinan beliau yakin dan berkat “masalah hasil tidak penting, melainkan harus terus berjuang dan berusaha karena rizqi sudah diatur oleh Allah SWT”.
Mendengar kata-kata yang beliau ucapkan kepada saya, membuat saya sadar akan pentingnya proses dalam dalam suatu perjuangan, dan hasil bukanlah segala-galanya. Beliau memotivasi saya agar bisa menjadi mahasiswa yang sesungguhnya agar saya bisa mengubah nasib bangsa Indonesia kedepannya. Mensejahterahkan rakyat,dan membangun bangsa indonesia melalui ilmu yang saya dapatkan dari Universitas Airlangga, khususnya dalam bidang kesehatan agar tidak ada lagi rakyat Indonesia yang hidup melarat. Maka dari itu sebagai ksatria muda Airlangga sudah seharusnya kita bisa menjadi orang yang benar-benar berguna bagi sesama manusia agar negara Indonesia bisa lebih baik kedepan, karena nasib bangsa Indonesia berada pada pundak pemuda bangsa ini, khususnya para mahasiswa. HIDUP MAHASISWA!!!!

Galang Tegar Indrawan

Pendidikan ners 2016

4. Alhamdulillah...kata  itu selalu terucap disetiap detak jantung ini, apalagi saat aku bisa masuk dan diterima menjadi mahasiswi Universitas Airlangga 2016. Terlalu senang dan bersemangatnya hingga aku tidak bisa berkata-kata, yang pasti terimakasih selalu untuk ya rabbi, orang tua (keluargaku), pak kyai Asep, guru-guruku, dan tidak lupa Universitas Airlangga yang telah mempercayaiku untuk menjadi salah satu dari Ksatria Airlangga 2016.

Target wawancara kali ini adalah tukang becak, beliau bernama Bapak Hasan Beliau sendirian disini karena beliau merantau mencari nafkah untuk menghidupi istri dan enam anaknya yang beliau tinggal di Jember, kota asal beliau. Bapak yang dulunya seorang tani hingga sekarang ini, bekerja mulai pagi setelah subuh hingga tengah malam, penghasilan yang didapat satu bulan berkisar satu juta, belum dipotong dari biaya hidup beliau sendiri di Surabaya ini, dari ; makan, kos, becak yang beliau sewa dari teman, itu pun beliau sering tidak tepat waktu bayarnya, hingga pernah dikejar-kejar oleh debt collector, beliau tidak pernah pulang, sekali pulang beliau kembali bertani.
Selama menjadi mahasiswi insya Allah aku bisa menjadi mawapres dan aktif di berbagai kegiatan intra dan ekstra kampus. Dan setelah lulus nanti insya Allah aku bisa menjadi penemu sesuatu yang bermanfaat dan mengabdi untuk Indonesia
Wassalamualaikum...

Khilyatud Diniyah 
Pendidikan ners 2016


5. Alhamdulillah ditahun ini saya diberi kesempatan oleh Allah SWT. melanjutkan studi di FK Universitas Airlangga Surabaya melalui jalur PBSB. Meski awalnya merasa takut karena tidak ada sanak saudara, Alhamdulillah setelah bertemu keluarga CSSMoRA saya merasa sangat bahagia dan semangat tinggal disini.

Ketika awal masuk di Unair, kita semua maba melakukan PPKMB Amerta selama sekitar 5 hari, dengan berbagai tugas yang diberi salah satunya adalah mewawancarai beberapa pekerja tertentu dan saya memilih untuk mewawancarai tukang becak. Beliau bernama Hasan, berumur 55 tahun asli dari Jember dan menjadi tukang becak hanya sampingan sambil menunggu masa panen, karena di desanya beliau memiliki sepetak sawah yang digarap sendiri. Beliau memiliki 6 orang anak, dan seorang istri yang mengurusi keperluan keluarga. Pak Hasan selama tinggal di Surabaya, hanya tidur di becak, memulai pekerjaannya adalah ketika ada orang yang membangunkannya untuk menggunakan jasanya, sekitar setelah 10 hari beliau pulang ke rumah. Meski dengan kehidupan yang sangat sederhana, beliau selalu mensyukuri semua yang ada, ketika memiliki masalah, beliau yakin pasti akan ditolong Allah SWT. karena Allah tidak akan memberi kesulitan diluar kemampuan hambanya.

Saya merasa sangat bersyukur dengan apa yang ada, karena lebih banyak orang yang kurang beruntung, tapi tetap mensyukuri apa yang ada. Saya ingin selama kuliah disini bisa sambil mengabdi pada masyarakat dan menolong orang2 yang kiranya bisa saya bantu. Semoga saya dan semua anak kuliahan, terutama di Unair ini bisa memanfaatkan dengan maksimal waktu dan ilmu yang kita miliki untuk dibagikan ke orang2 sbagai rasa syukur serta pengabdian kepada masyarakat yang membutuhkan kita, aamiin. #SejutaSenyumAirlangga

Siti Zakiyah I. M.

Pendidikan Bidan 2016
6.  "Usaha dan Kerja keras"

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga saya bisa berada di Universitas Airlangga. Tanpa kehendak-NYA saya tidak mungkin bisa menginjakkan kaki di tempat ini. Dan saya berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung saya.
Sehubungan dengan yang ditugaskan, saya mewawancarai Bapak Arman, alamat Pogot Selep Kenjeran Surabaya. Beliau berusia 33 tahun, pendidikan terakhir SD, beliau memiliki seorang anak yang masih kelas 1 SD. Pekerjaan beliau adalah tukang becak yang berpenghasilan sekitar Rp.20.000/hari. Keras sekali dunia ini? Beliau juga bekerja sampingan sebagai tukang bangunan. Kehidupan di kota sangat keras, susah mencari pekerjaan jika hanya dengan ijazah SD. Beliau menjadi tukang becak karena tidak punya pekerjaan, karena mempunyai keluarga, sehingga menjalankan pekerjaan apapun yang penting berpenghasilan halal, termasuk tukang becak. Beliau berusaha dan bekerja keras untuk kehidupan sehari-hari, memang sudah menjadi tanggung jawabnya. Bayangkan dengan berpenghasilan Rp.20.000/hari, itu hanya bisa dibuatmakan saja. Lantas bagaimana untuk membiayai anaknya yang masih sekolah? Saya turut bangga dengan beliau. Semoga dengan cerita kehidupan Bapak Arman saya bisa mencontoh usaha dan kerja kerasnya.
Peran saya sebagai mahasiswi adalah membawa perubahan yang lebih baik, kritis dan peka terhadap perubahan lingkungan, menjadi generasi penerus bangsa.
Setelah lulus, saya akan mengabdi kepada pondok pesantren saya dan mengabdi kepada masyarakat.

Nisak Luvi M. I.
Pendidikan Bidan 2016


7. Negeriku Pengabdianku

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan ni’mat yang sangat luar biasa. Dimana saya bisa diterima di salah satu universitas terbaik di Indonesia yakni Universitas Airlangga tepatnya di Fakultas Farmasi program studi Pendidikan Apoteker. Rasa syukur tak hentinya saya panjatkan selalu, karena ini merupakan suatu anugrah yang luar biasa bagi saya.

Namun tugas saya disini tidaklah mudah, banyak tugas dan amanah yang saya emban. Menyejahterakan bangsa adalah salah satu amanah saya, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan seperti bapak berusia 46 tahun ini. Setiap hari beliau bekerja sebagai tukang becak yang penghasilannya sangat tidak menentu,tidak lebih dari 30.000 setiap harinya dan itu sangatlah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari. Sementara beliau harus menghidupi 2 orang anaknya yang masih sekolah dan seorang istri. Untuk bisa sedikit membantu memenuhi kebutuhan hidup, sang istri ikut membantu dengan berjualan makanan di pinggir jalan, meskipun begitu kebutuhan hidup tetaplah tidak cukup dan masih sangat kekurangan.
Inilah salah satu amanah bagi para pemuda penerus bangsa khususnya para mahasiswa. Karena di tangan dan pundak merekalah nasib kemakmuran bangsa. Tekun,ulet,pantang menyerah,optimis,kreatif dan inovatif dalam belajar adalah salah satu kuncinya. Indonesia menanti kontribusi emas generasi kristal penerus bangsa.

Lailatul Maghfiroh

Pendidikan Apoteker 2016
8.  "Jalan yang terindah dari kehidupan yaitu ketika aku dapat bersyukur atas apa yang telah aku miliki. Aku sadar, aku bukanlah apa-apa tanpa semua nikmat yang Tuhan beri untukku. ”Mungkin itu salah satu ungkapan rasa syukur saya pada Allah SWT yang telah memberiku nikmat sedemikian rupa sehingga saat ini saya bisa menjadi salah satu mahasiswa baru Fakultas Farmasi di Universitas Airlangga angkatan 2016 ini. Betapa bahagianya masuk di salah satu Universitas terbaik di Indonesia dengan perjuangan yang saya rasa cukup besar dimana saya tidak diterima di jalur SNMPTN dan SBMPTN. Ketika itu saya merasa sangat bersalah karena telah membuat orang tua saya kecewa dan saya sempat berpikir haruskah saya mengambil jalur mandiri dimana biaya yang harus ditanggung cukup   yakinlah Allah tidak pernah tidur, Allah selalu mendengar doa hambanya selagi ia mau berusaha dan saya sangat bersyukur karena dititik saya sudah merasa putus asa Allah memberi sebuah nikmat yang sangat besar. Saya justru diterima melalui jalur beasiswa dimana saya tidak mempunyai tanggungan pendidikan apapun. Sungguh Allah maha berkuasa.

Rasa syukur tersebut memang harus selalu ditanamkan karena saya merasa sangat beruntung dibandingkan dengan salah satu tukang becak yang telah saya wawancarai beberapa hari yang lalu disekitar tempat tinggal saya saat ini. Bapak tersebut bernama bapak Hasan yang berumur 55 tahun. Beliau sudah bekerja di Surabaya menjadi tukang becak selama 5   rela merantau ke Surabaya demi seorang istri dan 6 orang anak yang berada dikampung halamannya yakni di Jember. Beliau pun tidak mempunyai tempat tinggal di Surabaya dan untuk tidur sehari harinya juga di becak. Beliau rutin mengunjungi keluarga nya setiap satu bulan sekali dengan membawa uang yang jika dirasa tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarga yang beranggotakan 8 orang tersebut yakni 2.500.000 itupun disaat bulan-bulan besar namun ketika situasi yang tidak menguntungkan hanya bisa meraup sebesar satu juta rupiah. Nah betapa beruntungnya kita yang hidup dengan kecukupan dibanding dengan seorang bapak yang begitu penyayang terhadap keluarganya. Maka dari itu bagaimana bentuk peran serta kita selama menjadi mahasiswa. Salah satu bentuk peran kita yakni sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak bukan ibarat pahlawan yang datang ke sebuah negeri lalu dengan gagahnya mengusir penjahat-penjahat dan dengan gagah pula sang pahlawan pergi dari daerah tersebut diiringi tepuk tangan penduduk setempat. Dalam artian kita tidak hanya menjadi penggagas perubahan, melainkan menjadi objek atau pelaku dari perubahan tersebut. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas.

Sebagai mahasiswa alangkah lebih baiknya kita juga merencanakan apa yang harus kita lakukan ketika kita sudah lulus   meruapakan bakal-bakal generasi penerus bangsa dan penyambung estafet kepemimpinan bangsa. Mahasiswa adalah bibit-bibit muda yang akan menggantikan pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan kelak. Menghadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN dan persaingan global yang sudah dekat, mahasiswa perlu mempersiapkan diri agar dapat bersaing dengan baik. Sebagai mahasiswa juga semestinya memiliki solidaritas yang tinggi pada masyarakat agar dapat membantu mereka dalam mempersiapkan diri, baik secara langsung maupun tak langsung untuk memperkuat diri. Melalui wirausaha, besar harapannya peran dan fungsi mahasiswa kepada masyarakat dapat dioptimalkan. Jika telah menemukan aspek “why” yang tepat dan kuat, maka hambatan apapun akan selalu diusahakan solusinya sekuat tenaga.

Jamilatul Fardha
Pendidikan Apoteker 2016

 9."Pada saat itu "

Di pagi hari, dikala matahari belum menyapa, kaki - kakinya yang penuh dengan keyakinannya melangkah untuk mencari rezeki, sedangkan aku pada saat itu masih saja tertidur lelap terlena akan nikmatnya kasur empuk.

Dikala pagi telah terbit, bahu-bahu nya sudah mulai memikul beban yang mungkin tidak sebanding dengan berat tubuhnya, sedangkan aku pada saat itu bahu-bahu ku bermalas-malasan hanya membawa handuk serta sabun di tangan untuk mandi.

Dikala mentari sepenggal naik, tangan-tangan nan kuatnya lincah mencari harta karun untuk dia bawa kerumah, sedangkan aku pada saat itu tangan-tanganku hanya bisa menikmati sarapan yang selalu tersedia didepanku.

Dikala surya sudah meninggi, muka nya yang penuh dengan peluh serta sarat akan perjuangan menoleh kanan-kiri melihat apa saja yang bisa ia bawa, sedangkan aku pada saat itu hanya bisa menahan kepalaku akan kantuk yang tak tertahankan di bangku kelas.

Dikala mentari tenggelam, dia sedang sibuk menghitung apa saja yang bisa ia bawa kerumahnya, sedangkan aku pada saat itu hanya melangkah juntai untuk melangkah pulang.

Di kala malam menyelimuti, kaki-kaki nya penuh bahagia melangkah ke rumah dengan mensyukuri apa yang dia dapat hari ini, sedangkan aku pada saat itu terkadang hanya bisa menyesali apa-apa yang telah aku dapat walaupun itu lebih dari cukup.

Disini aku sadar, aku masih harus belajar untuk bersyukur akan kehidupan, dimulai dengan langkah pertama di gerbang ini, aku akan selalu bersyukur akan kehidupan yang berkecukupan.

Nb : kiri memakai baju hitam pemeran "dia", kanan memakai baju biru pemeran " aku "

Muhammad Ziddan Zaelani
Ilmu Gizi 2016


10. BERAMAL, WUJUD SYUKUR OPTIMAL

Saya adalah yang percaya bahwa dimanapun, bagaimanapun, dan apapun saya sekarang adalah hal terbaik yg Allah berikan pada saya. Ditempatkan di Universitas Airlangga, adalah salah satunya. Selama ini, status saya sebagai santri di pondok pesantren membuat banyak orang meragukan saya bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Maka, saya sangat bersyukuratas nikmat dapat berada di sini. Terlebih, tidak semua orang dapat menyandang status mahasiswa, seperti halnya Pak Waras.
Pada pagi menjelang siang yang terik, saya melihat seorang bapak menarik gerobak sampah sambil beberapa kali berhenti untuk menumpahkan isi tong sampah ke gerobaknya. Saat beliau beristirahat, saya melakukan wawancara singkat dengan beliau.

Pak Waras berumur 51 tahun, dengan mencurahkan 36 tahun terakhir sebagai tukang sampah. Menjalani gaji lima ribu rupiah, hingga kini menjadi dua juta perbulan.
Saat ayah Pak Waras meninggal, beliau yang tamatan STM harus menghidupi adik-adiknya. Setelah mereka mandiri, barulah Pak Waras dapat menikah dan sekarang memiliki dua anak. Demi keluarga, beliau rela berpanas-panas dengan sampah dari dua RT, memilahnya juga agar dapat uang rongsok. Belum lagi saat hujan turun, beban yang ia rasakan tentu semakin berat. Namun baginya hal ini tidaklah berat karena beliau menjalani dengan ikhlas.

Sebagai mahasiswa, tanggungan kita juga berat. Terlebih, pesan guru saya saat di pondok yaitu ‘Amal harus didasari ilmu, Ilmu harus menjadi amal’. Oleh sebab itu, karena mahasiswa adalah manusia pilihan yang akan dibekali banyak ilmu, mahasiswa bertanggung jawab untuk banyak beramal di kemudian hari. Itu adalah wujud syukur yang paling optimal dan nyata, yang semoga bisa saya lakukan. Selama menjadi mahasiswa dan sampai seterusnya, saya harus ikut berperan untuk agama dan negara, memperbaiki segala aspek kehidupan bangsa.

“Asalkan bisa bersyukur, semua akan cukup,” ujar Pak Waras. Kemudian, adakah alasan bagi kita untuk tidak bersyukur?

لئن شكرتم لازيدنكم ولئن كفرتم ان عذابي لشديد

QS. Ibrahim :7

Lina Juhaidah
Kesehatan Masyarakat 2016

11. Alhamdulillah berkat nikmat dari Allah SWT Saya diterima di Universitas Airlangga. Sholawat salam semoga tercurah pada Nabi Muhammad SAW.

Saya akan mengungkap sebuah cerita seorang tukang becak yang luar biasa. Bapak Faizul namanya. Umur 38 tahun berasal dari Jember. Apa yang membuatnya luar biasa? Beliau bekerja di Surabaya sebagai tukang becak sudah 20 tahun tanpa mempunyai tempat tinggal di Surabaya. Bayangkan! Sudah jauh dari rumah dan mempunyai seorang istri juga tiga anak yang masih sekolah dasar. Namun beliau mampu memenuhi kebutuhan keluarganya walaupun pendapatannya pas-pasan. Seakan-akan tidak mungkin bagi seorang yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang becak mampu menghidupi keluarganya yang jauh darinya. Ketika kutanya bagaimana kuncinya kok bisa menghidupi keluarganya, jawabannya sunnguh luar biasa. Beliau berkata kuncinya adalah tekun usaha dan percaya pada rizqi Allah. Semua sudah diatur dan dijamin oleh Allah.

Subhanallah! Disini dapat kita petik pelajaran. Peran kita sebagai santri, pelajar dan mahasiswa seharusnya jangan pernah menyerah dalam menggapai apapun khususnya untuk mencari ilmu dan bercita-cita tinggi. Pantang menyerah! Hadapi semua cobaan! Karena Allah lah yang mengatur dan menjamin kita. Karena Allah itu sesuai dengan prasangka hambaNya. Harapan dan peran kita ketika sudah lulus dari sekolah adalah menjadi seorang yang bermanfaat bagi orang lain, agama, nusa, dan bangsa.

Setiawan Khaizusysyarof
Pendidikan Dokter 2016

12. Alhamdulillahirrabbilalamin Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk lulus di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Dan saya sangat bersyukur bisa menjadi salah satu mahasiswa fakultas kedokteran terbaik di Indonesia lewat jalur beasiswa santri pula. Allah Maha Penyayang yang telah memberi rezeki yang tidak terbatas kepada kita semua.

Pak Ali berumur 86 tahun. Beranggotakan 7 orang dalam keluarga, mempunyai 5 orang anak. Anak-anak nya sudah menikah semua, dan hanya lulusan SMA. Pekerjaan Pak Ali hanya sebagai tukang bersih-bersih jalan. Beliau sudah menekuni pekerjaan ini dari orangtuanya yang dulu juga seorang tukang bersih-bersih jalan. Pak Ali tidak pernah menimba ilmu di bangku sekolah. Pak Ali berasal dari Madura. Istri pak Ali bekerja sebagai pekerja di pabrik kerupuk nangka. Tapi pak Ali merasa sudah tercukupi atas rezeki yang beliau dapat selama ini. Pada saat masih muda pak Ali juga pernah menjadi tukang bersih-bersih di Jakarta. Sebelum ke Jakarta, pak Ali pernah juga merantau ke Jogjakarta, Jawa tengah. Pak Ali juga punya keinginan untuk mencari pekerjaan lain, tetapi beliau merasa pekerjaan ini sudah cukup untuk dirinya yang tidak pernah merasakan duduk di bangku sekolah. Harapan pak Ali untuk mahasiswa universitas Airlangga adalah agar selalu bangkit dan semangat meraih cita-cita setinggi langit danw jangan sampai mudah menyerah lalu jatuh kebawah.

Saya harus bisa menjadi apa yang diharapkan pak Ali. Saya harus bisa membawa nama baik santri, pesantren, dan juga kementerian agama yang sudah memberikan bantuan kepada saya untuk bisa kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Dengan belajar yang tekun dan aktif sebagai mahasiswa. Saya harus membuktikan bahwa santri juga bisa berprestasi di dunia perkuliahan. Saya harus bisa melanjutkan studi saya keluar negeri dan juga mengamalkan ilmu-ilmu yang telah saya dapatkan kepada masyarakat khususnya pondok pesantren.

Arfina Prihatini

Pendidikan Dokter 2016

Minggu, 07 Agustus 2016

Sesuai dengan kesepakatan yang telah dibaca dan ditandatangani, Pengabdian dilakukan selama kurang lebih 3 tahun di pondok pesantren asal atau ditentukan oleh Departemen Agama (DEPAG) selaku pelaksana program Penerima Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB). Tujuan dilakukannya Pengabdian, selain sebagai bentuk syarat menjadi bagian dari santri PBSB, juga merupakan bentuk pengaplikasian diri sebelum akhirnya benar-benar terjun ke masyarakat luas. Sebagai bagian dari hal tersebut, menyanggupi menjalankan Pengabdian setelah lulus dari perguruan tingginya masing-masing adalah tugas yang wajib dijalani.

Namun, selayaknya tugas yang biasa dijalani di perkuliahan, Pengabdian juga memiliki program-program kerja yang harus dijalankan selama masa pengabdian. Dan tentu, selayaknya sebuah tugas akan diakhiri dengan laporan pertanggung jawaban sebagai penutup.

Kali ini, dua alumni dari bagian CSSMoRA UNAIR dan CSSMoRA ITS memberikan contoh laporan pertanggungjawaban mereka selama masa pengabdian di Pondok Pesantren Mamba'ul Hisan Sumatera Selatan tahun 2013 dan 2014.  Hal ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan tambahan bagi teman-teman CSSMoRA lain sebelum melakukan Pengabdian.  

Contoh LPJ bisa dilihat di :  

Contoh Laporan Pengabdian Alumni PBSB

Selasa, 29 Maret 2016

Sekilas SanTab
Kontroversi Pemimpin Non Muslim


Ø  Hukum mengangkat pemimpin adalah wajib bagi kaum muslimin
ØRasulullah pernah bersabda bahwa jika ada sekumpulan orang yang melakukan perjalanan, hendaknya mereka mengangkat pemimpin
Ø Ada perbedaan dalam wajibnya pengangkatan pemimpin. Ada wajib akal dan wajib syara’
Ø Ada wajib akal karena sudah menjadi kebiasaan bahwa ada orang yang mengatur sistem kehidupan
Ø Ada wajib syara’ karena ada kebutuhan untuk mengangkat orang yang dapat menegakkan syariat
ØAda dua cara, yaitu Ahlul Halli wal ‘Aqdi (AHWA) dan penunjukan oleh pemimpin sebelumnya
Ø  Kriteria pemimpin :
o   Adil
o   Mampu melakukan ijtihad dalam urusan agama
o   Bebas dari kecacatan indra
o   Bebas dari kecacatan tubuh
o   Memiliki pandangan yang dapat membawa kemaslahatan
o   Berani
o   Bernasab bani Quraisy
Ø  Berdasarkan Alquran Surat Ali Imron ayat 118, umat muslim tidak diperkenankan mengangkat pemimpin nonmuslim kecuali semua orang muslim berkhianat, dengan ketentuan hanya ada pengangkatan kafir dzimmi sebagai pemimpin
Ø  Jika terlanjur ada pemimpin nonmuslim, umat muslim harus menaati aturannya selama aturan yang bersangkutan tidak menyalahi syariat Islam 
I

Kamis, 30 Juli 2015


Kondisi puasa tidak menyurutkan semangat-semangat para mahasiswa-mahasiswi ini, buktinya pukul 06.00 WIB mereka telah berkumpul di basecamp mereka untuk mempersiapkan acara hari ini. Ya, menyenangkan orang lain termasuk ibadah, itulah salah satu alasan orang-orang ini bersemangat. Mereka tidak lain dan tidak bukan adalah para mahasantri-mahasantri dari berbagai daerah yang dihimpun dalam sebuah kesatuan bernama CSS MoRA Universitas Airlangga. Dua hari ini mereka akan mengadakan kegiatan Pekan Ramadhan Ceria yang bertempat di SDN Mojo III.

Tepat pukul 07.00 WIB, acara dibuka oleh Istiqomah dan Purnama, yang kemudian dilanjutkan dengan penampilan pembuka yaitu banjari dari ‘Jamalillah’ alias tim banjarinya CSS MoRA UA. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari ketua panitia, ketua CSS MoRA UA dan terakhir sambutan dari kepala sekolah SDN Mojo III yang berpesan kepada para anak didiknya agar memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya.
Selanjutnya peserta yang terdiri dari siswa kelas 4 dan 5 ini dibagi menjadi 10 kelompok, yang masing-masing kelompoknya ditemani oleh kakak-kakak dari CSS MoRA UA. Selanjutnya pemberian materi berupa Sholat, yang disampaikan oleh mas Mukhtar Jalil yaitu anggota CSS MoRA UA angkatan 2009. Para peserta sangat bersemangat menyimak. Dan kemudian dilanjutkan dengan praktek sholat yang dibimbing oleh masing-masing pendamping kelompok. Setelah itu, para peserta diajari do’a-do’a harian yang nantinya akan dihafalkan dan disetorkan kepada tiap-tiap pendamping kelompoknya.
Setelah pemberian materi sekaligus praktek, peserta yang merasa jenuh kembali semangat dengan menyanyikan lagu islami bersama yang-sama. Lagu yang dipilih oleh panitia adalah “Marhaban Romadhan” nya Haddad Alwi dan lagu tentang sholat. Setelah dihibur dengan menyanyi bersama. Selanjutnya giliran mbak Izzatul Barr El-Haq yang menyampaikan materi tentang puasa. Kondisi mulai ribut karena kebanyakan peserta mulai tidak sabar ingin pulang. Namun kakak-kakak pendamping kelompok dengan sigap menenangkannya sehinga kondisi kembali kondusif. Setelah materi puasa, acara ditutup dengan do’a dan pesan dari guru agama SDN Mojo III, agar para murid mengingat apa yang telah didapat hari ini, dan juga pesan kepada kakak-kakak CSS MoRA UA agar kontinyu melaksanakan kegiatan yang berdampak positif ini.
Di hari kedua, acaranya lebih beragam dan lebih semangat lagi. Meski peserta di pagi hari lebih sedikit dari kemarin yaitu hanya siswa-siswi kelas 6 saja, namun hal itu tidak menyebabkan para anggota CSS MoRA UA loyo, akan tetapi mereka tetap bersemangat. Seperti hari sebelumnya, acara dibuka dengan membaca do’a dan pembagian kelompok. Selanjutnya para peserta diajak membaca Al-Qur’an bersama-sama, dan kemudian satu persatu dengan disimak oleh masing-masing pendamping kelompok. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi yang sebelumnya sudah diselingi dengan menyanyi lagu islami. Materi yang diberikan adalah Haji yang disampaikan oleh mas Arief Rahman, para peserta mendengarkan dengan seksama dan banyak yang bertanya. Selanjutnya materi kedua pada hari itu adalah mengurus jenazah yang dibawakan oleh mas Mukhtar Tajudin atau biasa dipanggil mas Tije. Materi yang sangat penting ini disampaikan sekaligus dengan prakteknya, sehingga para peserta lebih memahami apa yang disampaikan oleh mas Tije. Tidak tanggung-tanggung bahkan ada salah satu peserta yang rela berpura-pura menjadi jenazah untuk dicontohkan kepada teman-temannya.
Acara selanjutnya ialah membuat kartu Ramadhan ceria, yang dipandu oleh masing-masing pendamping kelompok. Terlihat para siswa sangat antusias mengerjakannya. Acara pagi itu ditutup dengan post test tentang haji dan pengurusan jenazah yang telah disampaikan oleh kedua pemateri pagi itu. Selanjutnya para peserta dipersilahkan sholat zuhur berjama’ah dan pulang ke rumah masing setelah diinfokan bahwa jam 16.00 WIB harus kembali ke sekolah untuk melanjutkan acara.
Sore hari peserta yang datang lebih banyak, karena ditambah oleh beberapa siswa dari kelas 5. Acara sore itu dimulai dengan ceramah agama oleh mas Zaki hingga waktu berbuka tiba, kemudian para peserta diajak sholat magrib berjama’ah. Sementara itu di tempat lain, sebagian panitia menyebar di beberapa titik di jalanan untuk membagikan takjil kepada orang-orang yang berpuasa. Kebanyakan target mereka adalah para tukang becak yang berada di pinggir-pinggir jalan. Dan Alhamdulillah berhasil membagikan takjil sebanyak 92 buah.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sholat isya dan tarawih berjama’ah. Dan ditutup dengan penyerahan bantuan bakti sosial kepada panti asuhan, penyerahan kenang-kenangan untuk sekolah dan foto bareng. Alhamdulillah acara ini berjalan dengan lancar dan tujuannya tersampaikan, sesuai dengan jargon mereka,
Pekan Ramadhan Ceria... Bagi-bagi kebaikan...  (pull)

Rabu, 01 Juli 2015



Menjadi santri identik dengan MENGAJI, tapi bagaimana dengan santri yang telah menjadi mahasiswa? Masihkan mereka mengaji?
Simak ceritanya......



Keluarga Besar Santri PBSB atau biasa dikenal dengan keluarga Besar CSSMoRA, tetap menjalankan rutinits sebagai mahasiswa yang tetap tak lupa akan identitasnya mereka yaitu “mengaji” tak kalah seru dengan mahasiwa pada umumnya yang tetap menjalankan rutinitas kebersamaannya denga buka bersama. Menjalin merangkul keluarga bukanlah hal yang mudah untuk untuk dilakukan, keluarga kita berasal dari latar belakang yang berbeda, memiliki sifat yang beraneka ragam dengan kepribadiannya masing-masing. Dalam keluarga kami melili seorang bapak yang memangku dan mengendalikan bagaiamana sebuah keluarga itu terwujud dengan kedamaain. Dengan seorang pemimpin baru di periode 2015-2016, Saiful Islam Al Ghozi berusaha berupaya menjadi sebagai sosok pemimpin yang akan mengeratkan apa makna dari keluarga ini. Tak lupa akan amanah yang telah diberikan menjadikan indahnya semangat kebersamaan muncul kembali, mencoba u tuk saling mengingatkan dan memberikan cinta apa arti sebuah keluarga. Karena seiring berjalannya waktu kebersamaan itu akan diuji, bagaimanacara menjaga kebersamaan itu??? Yups.... Kebersamaan yang dibangun dari keberadaan CSSMoRA UNAIR yang tak pernah hilang ialah adanya kebersamaan untuk SANTAB (SANtri Ngaji kiTAB) dalam kajian bahwasanya mengaji adalah hal yabg biasa bagi santri dipesntren, tapi yang ini lain dari pada yang lain, menjadi alumni dari pesantren tak menyurutkan kami untuk tetap memberi aksi yang baik terhadp dunia luas. Mengaji bukanlah hal yang sepeleh dilakukan oleh seorang mahasiswa apalagi yang kuliah di PTN. Menjadi panutan dan contoh adalah hal utama yang kita lakukan agar attitude kita sebagai santri tidak lenyap dan terkikis oleh zaman.


SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA
KELUARGA BESAR CSSMORA UNAIR